Panasnya, batinku sesampainya di
Lombok. Bandara International Lombok (BIL) ini lebih sepi dari Bandara Soekarno
Hatta. Wajar saja Bandara Soetta kan memang lebih banyak jadwal penerbangannya.
Kepalaku berasa agak pusing, langkahku tidak seimbang. Aduh, jangan sampai
badanku ambruk. Aku sendirian disini. Tanah orang lain yang belum pernah
sekalipun aku menginjaknya. Dan aku baru tersadar, tidak ada satu orang pun
yang aku kenal di pulau ini.
Yap, aku ke Lombok sendiri dan
dipastikan akan berjalan sendiri juga. Bingung, ada sih sedikit. Sebelum
berangkat aku sudah membuat itinenary terlebih dahulu pastinya. Hal pertama
yang harus dilakukan adalah ke hotel dulu baru mencari sewa motor. Di lombok
itu jarang sekali ada angkutan umum jadi kalau mau gampang pergi-pergi ya sewa
motor. Kalau ke Lomboknya ramai-ramai bisa sewa mobil sekalian guide+sopirnya.
Karena aku sendirian pakai motor saja cukup.
Sebelum berangkat aku sudah
mencari contact person beberapa sewa motor di internet. Aku sebenarnya sudah
menghubungi semua sewa motor yang aku dapat. Tapi ada yang penuh, ada yang
terlalu mahal, ada yang di Senggigi jadi tidak bisa antar ke Mataram. Aku
menginap di Mataram dan saat itu sewa motor yang aku hubungi semuanya penuh.
Karena perut keroncongan dari
pagi belum makan dan kepala gleyengan jadi aku harus ke hotel dulu. Setelah
mengambil tas, aku langsung pesan tiket Damri ke Mataram. Loket tiket Damri ada
di pintu keluar bandara. Harga tiket ke Mataram Rp. 25.000,00, ke Senggigi Rp.
35.000,00. Keluar bandara banyak sekali supir taxi yang menawari jasanya. Ada
juga biro perjalanan yang menawari paket wisata selama di Lombok. Aku berjalan
saja melewati mereka sambil mencari bus Damri.
Di luar terasa sangat panas,
hampir tidak ada pohon di BIL ini. Aku penumpang terakhir dalam bus Damri
sebelum berangkat. Ada tiga orang setelahku yang mengantri naik bus Damri
bersamaku, mereka harus menunggu bus selanjutnya karena bus sudah penuh.
Perjalanan BIL-Mataram cukup lama, sekitar 2 jam. Sampai di terminal Mandalika,
aku mencari ojek untuk mengantarkanku ke hotel. Hotelnya dekat dengan terminal,
sekitar 10 menit sudah sampai.
Selesai check in, aku langsung
menuju kamarku. Hiya ampun, aku menginap di kamar seluas ini sendirian. Badan
pegel-pegel, mata udah ngantuk berat gara-gara semalam tidur ala ayam. Wajar
dong kalau langsung guling-guling di kasur yang empuk ini. Maaf ya, norak. Tapi
kenorakan itu harus segera diakhiri. Sewa motor. Aku harus dapat motor hari ini
juga.
Ini kamar yang aku huni selama 3D2N |
Cari lagi sana-sini sewa
motornya, sambil ngemil roti coklat dan bikin teh manis hangat. Coklat yang
meleleh keluar perlahan dari roti yang baru sekali aku gigit ditambah aroma teh
manis, cukup mengganjal perut dan mengurangi kepalaku yang daritadi berputar di
tempat.
Paket minuman dari hotel |
Akhirnya dapat juga sewa motor
yang pas. Sewa motornya sih di Senggigi, jadi aku harus ke sana ambil motor.
Untungnya penyewanya lagi di Mataram, jadi aku sekalian ikut dia. Sewa motornya
murah sehari Rp. 50.000,00. Dapat helm satu, karena aku cuma seorang. Motornya
juga masih bagus. Sayangnya tidak ada jas hujan, untungnya aku memang bawa jas
hujan plastik untuk jaga-jaga.
Penyewanya namanya Mas Kia,
orangnya ramah. Selama perjalanan dari Mataram ke Senggigi kami ngobrol banyak
hal tentang Lombok. Dia ngasih beberapa referensi tempat-tempat yang harus
dikunjungi selama di Lombok. Apa saja yang bisa dilakukan, bagaimana harus ke
sana, hal-hal yang harus dihindari,
tips-tipsnya, sampai kuliner dan oleh-oleh pun dia beri tahu. Aku juga
sempat dikasih buku tentang Lombok. Semacam kumpulan artikel tentang wisata,
budaya, kuliner, sampai peta perjalanan di Lombok.
Setelah dapet motor, aku jalan-jalan
menyusuri Senggigi. Di Senggigi berderet pantai-pantai yang menawan. Ada pura yang berada di tepi pantai namanya Batu
Bolong. Ada juga pantai senggigi yang banyak kapalnya, kita bisa melihatnya
dari atas bukit.
Tempat yang bisa buat liat pantai Senggigi dari atas |
Kalau mau cari oleh-oleh bisa di Artmarket, di situ ada banyak
cinderamata khas Lombok. Aku perempuan tapi jujur bukan penggila belanja.
Apalagi beli oleh-oleh saat bepergian. Seorang teman pernah bilang, “Udah pergi
jauh-jauh ngga beli apa-apa, ya ga ada kenang-kenangannya”. Buat aku
kenang-kenangan yang abadi di setiap perjalanan itu bukan oleh-oleh. Tapi
moment dan cerita yang berkesan akan selalu terkenang sepanjang masa. Itu
kenapa setiap bepergian aku selalu motret, menikmati moment, bercengkrama
dengan warga setempat dan mematikan gadget.
Jadi, kalau kalian menghubungi
aku tidak bisa itu bukan aku lagi kenapa-napa tapi memang sengaja dimatikan. Minimal
mematikan paket data deh. Selain bisa irit baterai dan menghindari pemborosan
kuota internet. Hal ini efektif menghindari update status. Yang biasanya update
status perjalanan berujung pada respon teman yang pro kontra. Dari yang
nyinyir, memuji sampai yang dengan gamblangnya nagih oleh-oleh. Aku yang pergi
saja belum tentu beli oleh-oleh buat diriku sendiri. Ini orang lain malahan
dengan songongnya nuntut oleh-oleh. Aku beli oleh-oleh kalau benar-benar
tertarik atau lagi khilaf saja. Itupun jarang terjadi, mending duitnya ditabung
buat transport ke destinasi berikutnya. Balik lagi setiap orang punya
pemahamannya sendiri mengartikan setiap perjalanan.
Ditengah jalan, tiba-tiba hujan
deras. Untung bawa mantel sendiri. Walaupun mantel plastik sederhana tapi
lumayan lah. Namanya juga hujan, tetap saja membawa kedinginan. Sempat menggigil
dan tersadar dari pagi belum makan nasi. Banyak sih warung makan, Cuma bingung
harus berhenti di mana. Setelah muter-muter akhirnya makan ayam taliwang
rekomendasi dari Mas Kia.
Ayam taliwang itu masih berteman
dekat sama ayam bakar. Bedanya kalau ayam bakar manis, sedangkan ayam taliwang
agak pedas. Sambalnya juga beda dari sambal yang biasanya buat ayam bakar, ini
sambalnya lebih cair gitu. Ayamnya juga ayam kampung jadi lebih mantep.
Penampakan ayam taliwang, satu paket ayam bisa buat dua orang |
Selesai makan niatnya mau
keliling Mataram malam hari. Pengin tau aja malam minggu di Mataram kaya apa
sih. Tapi niat itu harus diurungkan karena hujan masih melanda. Alhasil muter
Mataramnya sebatas dari tempat makan sampai ke hotel dengan kaca helm yang
buram karena air hujan. Sampai di hotel mandi air hangat terus menyiapkan buat
besok mau explore daerah Kuta. Sambil menata hati, pikiran, dan badan supaya
besok bisa fit jalannya. Tidak seperti hari ini yang penuh dengan kepala yang
berputar ditempatnya.
Bagaimana petualangan di daerah
Kuta? Tunggu postingan selanjutnya ya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar