Wednesday, December 14, 2016

Pertemuan Karena JNE Setelah Penantian Bertahun-tahun



Asiiiikkkk, ngeblog lagi! *lompat-lompat*

Ku seneng banget Mamih ngijinin ku nulis lagi di blognya. Setelah kemarin bantuin nulis buat lomba blog dan ngga menang. *horayyy! Sukurin!* Sekarang ku cuma pengin nulis aja, ngga ngarepin apa-apa lagi deh.

Cerita apa ya? Hmmm, cerita dari pertama aku diuwel-uwel, dililit-lilit, kemudian lahir aja kali, ya.

Jadi, yang bikin aku itu Tante Kiki orang Surabaya. Orangnya jago banget urusan amigurumi, rajut-merajut, pokoknya yang urusannya sama benang deh. Banyak teman-temanku yang jadi lucu-lucu di tangan Tante Kiki. Ku cuma bisa pasrah waktu Tante Kiki merangkai ku, tusuk demi tusuk. Tusuk sana-tusuk sini, lilit sana-lilit sini, sambung sana-sambung sini.

Setelah selesai, Tante Kiki memasukkan ku ke sebuah kardus snack. Tanpa menyertakan snack-nya. Jahat banget ih, dia pikir ku ngga laper apa. Udah gitu kardusnya kecil, kan sempit. Ku cuma bisa diem dalam kardus.

Entah mau dikirim ke mana? Ke siapa? Ku ngga tau. Dari balik kardus ini, ku cuma bisa mengintip. Ku sedang ada di ribuan paket yang sama seperti kardusku ini. Ada yang gepeng lempes, kotak item empuk. Ada yang kecil-kecil kaya ku. Wow, ada yang gede banget. Sumpeh itu gede banget, segede orang. Mungkin isinya orang dipaketin.

Tante Kiki melambai-lambaikan tangannya, ketika ku mulai masuk ke mobil. Bye, Tante Kiki, semoga kita bisa ketemu lagi, ya. Seketika itu mata ku basah. Ini siapa yang olesin balsem sih? Perih. Lagian ku kan bukan tukang mabok. Ku bisa tahan sehat selamat sampai tujuan kok.

***

Ku laper. Ku pusing. Ku kaget. Entah siapa yang teriak, cempreng banget suaranya. Sampai ku kebangun dari tidur ku. Ku ngga tau udah berapa jam cuma bisa diem dalam kardus ini. Yang pasti ku sudah pergi jauh dari Surabaya.

Begitu kardus ku terbuka, “Aaaaaaa!”
                                                                                                                               
“Aaaaaaa! Akhirnya kamu dateng juga,” saya berteriak begitu melihat isi kardus snack yang sudah saya tunggu dua hari ini.

Akhirnya bocah ini datang juga.
Kero, si kecil yang lucu, punya sayap tapi tidak bisa terbang. Saya memutuskan untuk mengadopsinya sekitar tiga bulan yang lalu. Sebenarnya keinginan itu sudah ada sejak saya masih duduk di bangku kelas 5 SD.

Waktu itu teman sebangku saya, Uli, memang orang yang senang membaca. Dia punya banyak sekali buku dan komik. Salah satunya komik dari Jepang yang berjudul Cardcaptor Sakura. Kalian yang lahir tahun 90-an pasti tidak asing dengan komik ini. Dan tentu mengenal karakter Kero. Makhluk kecil yang bangun dari “tidurnya” karena Sakura membuka buku yang berisi clow card.

Berbekal iseng ingin mengenang masa-masa indah waktu kecil. Pencarian pun dimulai untuk menemukan si Kero ini. Ada beberapa pilihan sebenarnya, tapi akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada amigurumi buatan Mbak Kiki.

Karena handmade, saya harus menunggu tiga hari untuk pembuatan Kero. Tepat di hari ketiga Mbak Kiki mengabari, si Kero sudah dipaketkan dengan JNE. Hati saya terasa berpacu dalam melodi, senang riang nan gembira menanti si kecil mungil yang sudah saya inginkan sejak lama.

Satu hari berlalu, saya mulai khawatir si kecil ini nyasar tidak tahu jalan. Akhirnya saya hubungi mbak-mbak CS via telepon. Ternyata si Kero sudah ada di rumah tetangga. Iya, tetangga saya ini ternyata agen JNE di kampung saya.

Wohooo!

Tahu begini saya tidak perlu repot-repot lagi kalau dapat paketan via JNE. Maklum kampung saya jauh dari pusat kota. Kalau lewat jasa pengiriman lain bisa lama sampainya. Walaupun sudah pakai paket yang kilat. Untung tetangga saya ini orangnya enakan. Karena tetangga saya ini pasti langsung menghubungi saya begitu paket sampai.

Setelah paket si Kero datang, paket-paket lain hasil endorse akun sebelah pun semakin mudah berdatangan. Apalagi paket dari akun sebelah seringnya makanan yang diwajibkan harus segera sampai. Sebelum remuk, sebelum basi, dan sebelum dimakan sama mas-mas kurirnya. Hahaha.

“Apa, Mih? Makanan? Mana, Mih? Ku laper!!!” si Kero tampaknya selalu antusias kalau urusan makanan.

“Heh, bocah makanan mulu yang dipikirin!” saya membentak Kero dengan lirikan tajam.

“Habisnya Tante Kiki sih ku dimasukin ke kardus snack. Tapi ngga ada snack-nya. Mih, lah. Mamiiiiihhhh, kuuuu laperrrr!!!” rengek si Kero, memelas seperti anak kecil.

“Berisik deh. Tau kamu berisik begini kemarin Mamih paketin lagi aja mumpung lagi HARBOKIR.”

“Harbokir?!? Apaan itu, Mih? Semacam donat, ya?”

“Hadeh, ini bocah makanan mulu yang dipikirin,” saya menggelengkan kepala, heran kenapa ini anak seneng banget makan. “Harbokir itu Hari Bebas Ongkos Kirim. Kamu pernah jadi paket kan?”

“Iya, pernah, Mih. Woh, paketan kaya ku dulu itu ternyata banyak banget tau. Ku liat sendiri, Mih. Kaya gunung.”

“Nah, di harbokir kemarin tanggal 26-27 November 2016, paketan yang kamu bilang kaya gunung itu gratis ongkos kirim ke 55 kota besar seluruh Indonesia. Cilacap juga masuk dalam 55 kota itu. Harbokir ini dalam rangka ulang tahun JNE yang ke-26. Kan lumayan kalau kamu Mamih paketin lagi. Mamih jadi ngga perlu pusingin ongkos kirimnya.”

“Maksudnya? Ku mau dibuang, gitu?! Jahatnyaaaa!!!!” anak ini kini bukan hanya merengek tapi menangis bercampur teriak.

“Makanya pikiranmu itu jangan makan melulu. Kerja kek, biar dapet duit yang banyak. Jadi terserah mau makan apa pun yang kamu mau.”

“Iya, deh. Nanti aku cari uang yang banyak.”

“Oia, nanti kalau kamu pesen makanan online. Jangan lupa kirimnya pakai JNE Express, ya?”

“Emang kenapa mesti pakai JNE Express, Mih?”

“Ya biar cepet, donk. Kalau pesen makanan kan harus cepet sampai.”

“Okelah. Tapi ku jangan dibuang, ya Mih?"

“Ya, ngga akan lah. Kan harbokirnya juga udah lewat. Kalau Mamih mau buang kamu, Mamih juga ngga mau rugi kali.”

“Dih, dasar emak-emak pelit!”

“Ngomong apa kamu?!”

“Ngga ngomong apa-apa kok. Ku sayang Mamih. Kiss kiss!”

Saya dan Kero yang tukang makan
Walau anak ini memang menyebalkan, tapi dialah sumber bahagiaku. Terima kasih, Nak. Kamu sudah datang di kehidupan Mamih, “Mamih juga sayang kamu, Nak. Kiss kiss.”
Ikuti lomba blog cerita baik bersama JNE.

2 comments:

  1. Halo,


    Terimakasih sudah ikut blog competition Cerita Baik bersama JNE, ya. Semoga beruntung :D

    Salam bahagia,
    Pungky Prayitno

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pengumumannya kapan ya, Mba? Atau saya yang kurang update.

      Delete

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts