Akhir tahun mulai terasa.
Detik-detik tahun yang baru akan segera tiba. Sudahkah kalian punya resolusi
untuk tahun yang akan datang?
Resolusi menurut KBBI sebenarnya
berarti putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang
ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya
berisi tuntutan tt suatu hal. Intinya resolusi itu hasil dari sebuah rapat.
Tapi kita jarang mendengar hasil sebuah rapat disebut sebagai resolusi.
Sering kali kita mendengar
resolusi dalam bidang fotografi, yang berarti menunjukkan jumlah pixel dalam sebuah foto yang dicetak.
Sedangkan resolusi yang sering
dibicarakan orang ketika akhir tahun maksudnya adalah harapan, cita-cita, atau
hal-hal yang ingin dilakukan di tahun berikutnya.
Saya sendiri sudah lama tidak
membuat resolusi tahun baru. Dulu saya sering melakukannya, menuliskannya di
buku catatan atau diary. Bahkan saya tulis begitu detail. Apa yang ingin dicapai,
bagaimana cara mencapainya, apa penghalangnya, bagaimana cara mengatasinya?
Sebenarnya saya melakukan itu
karena mengikuti kata orang lain. Ya, mereka bilang kalau ingin sesuatu
rencanakan, lakukan, dan dapatkan hasilnya. Tidak hanya satu-dua-tiga orang
yang berkata seperti itu. Banyak. Ada yang bilang secara langsung, dari
buku-buku yang saya baca, atau video/film yang saya lihat. Secara langsung atau
tidak langsung hal itu berpengaruh ke alam bawah sadar saya.
Seolah-olah semua hal yang kita
inginkan, impikan, dambakan, harapkan akan tercapai suatu hari nanti. Berbagai
macam kata motivasi hilir mudik di kehidupan saya waktu itu. Kata-katanya
mungkin beda, intinya sama saja.
Kenyataannya~~~
Iya, memang ada beberapa orang
yang benar-benar melakukan prinsip itu dan berhasil. Dari nobody menjadi somebody.
Berjuang terus, berusaha tanpa henti, jatuh bangkit lagi, dan pantang menyerah.
Katanya, begitu kuncinya.
Tapi, tidak semua orang bisa
mendapatkan itu semua. Bukan, mereka bukan orang yang putus asa. Bukan juga menyerah
pasrah. Mereka selalu berjuang. Tanpa lelah, tanpa henti. Hanya saja, takdir
memang menggariskan orang itu menjadi pribadi yang kuat menerima kekalahan. Dan
tidak siap menerima kemenangan.
Kau belum paham juga?
Contohnya begini. Ada dua orang
pelamar kerja. Si A ataupun si B sama-sama mengidam-idamkan pekerjaan itu. Si A
sudah melamar ke perusahaan lain berkali-kali dan selalu gagal. Si B baru saja
melamar di perusahaan itu dan langsung diterima. Apa yang salah dengan si A?
Mengapa si B yang perjuangannya baru sedikit bisa langsung mendapatkan
cita-citanya?
Cita-cita si A dan si B sama,
tidak hanya untuk mereka berdua tapi mungkin ada ratusan orang yang
menginginkan hal yang sama. Tuhan itu maha tahu segala hal. Dia tahu batas
kemampuan umatnya. Dan memang Tuhan sengaja membuat B sukses lebih cepat.
Karena bila dia sering menempuh kegagalan, dia tidak akan kuat. Sedangkan A
dibiarkan gagal terus, karena kesuksesan untuknya bisa jadi petaka.
Harus ada orang gagal di dunia
ini, agar yang lain bisa sukses. Mana bisa semua orang sukses tanpa ada yang
gagal. Nyatanya, orang yang sukses bukanlah orang yang terbaik. Ada banyak cara
mencapai kesuksesan, yang kotor, yang lewat jalan pintas, yang memanfaatkan
peluang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Salahkah kalau menghalalkan segala
cara? Tidak, itu salah satu usaha untuk mendapatkan sesuatu. Mau yang jalan
halal ataupun haram, dua-duanya butuh energi untuk melakukannya.
Mengejar cita-cita itu
melelahkan. Apalagi bila cita-cita itu demi orang lain. Lelahnya
berlipat-lipat. Banyak orang yang ukuran suksesnya menuruti standar orang lain
atau kebanyakan orang. Padahal diri kita bukanlah orang lain. Kemampuan,
pendidikan, keadaan fisik, keuangan, dan mental kita berbeda antara satu dan
lainnya.
Kembali lagi soal resolusi
ataupun harapan di tahun baru. Resolusi yang saya buat beberapa tahun lalu ada
yang menjadi nyata, ada yang tidak. Yang terwujud memang memiliki peluang untuk
terjadi. Yang tidak terwujud karena itu bukan keberuntungan saya saja.
Saya sudah lama tidak membuat
resolusi, mungkin sudah sekitar lima tahun yang lalu. Yang saya lakukan
sekarang hanya fokus dengan apa yang saya lakukan. Dan mempersiapkan diri
apapun yang akan saya hadapi nantinya. Kalau saya sukses, saya harus siap
dengan konsekuensi sombongnya kesuksesan. Kalau saya kalah, saya siap
menerimanya, memperbaikinya, atau mencari hal lain saja yang benar-benar bisa
saya lakukan.
Realistis saja.
Bagaimana dengan kalian? Sudah
pernahkan resolusi kalian terwujud. Atau hanya sekedar kata-kata. Tidak ada
mimpi yang benar-benar terwujud bila semesta tidak merestuinya. Sekeras apapun
usahamu. Lebih baik melakukan yang terbaik di posisimu yang sekarang.
Mimpi itu murah. Penghalangnya
yang mahal. Banyak hal yang harus dikorbankan hanya untuk satu nafsu menggapai
mimpi. Ketika membuatnya memang terasa mudah. Apalagi dengan membayangkan yang
indah-indah.
Tapi ketika sebuah mimpi itu akan
mencoba dicapai, banyak sekali kepentingan yang menyertai. Restu orang tua,
keadaan fisik, agama, suku, golongan, pemahaman, keuangan, pendidikan, pasangan.
Dan semakin tinggi mimpi semakin banyak juga penghalangnya.
Setelah bersusah payah berjuang
untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, tentu ada harapan mimpi itu segera
terwujud. Hasil sesuai harapan yang selalu diidam-idamkan. Bila tidak tercapai
bagaimana? Kecewa pasti ada, siapkah menghadapi kekecewaan itu?
Punya mimpi atau pun tidak
sama-sama melelahkan. Sudah lelah berusaha, memikirkannya, setelah gagal harus
lelah dengan kecewa. Belum lagi hari-hari kita harus digerogoti pikiran-pikiran
yang tidak penting. Itulah kenapa sebaiknya tidak usah membuat resolusi untuk
tahun yang akan datang. Fokus saja dengan apa yang sedang dikerjakan. Masalah keberhasilan
anggap saja bonus.
Sudah saatnya kamu bebaskan
pikiranmu. Tidak perlu memenjarakannya hanya untuk resolusi babibubebo. Jangan membuatnya
sakit hanya untuk memenuhi harapan yang belum tentu pasti. Apalagi harus
terluka karena harapan orang. Rawat pikiranmu demi hidupmu sendiri dengan tidak
lagi membuat resolusi.
NB: Tulisan ini diikutsertakan pada #Tantangannulis dari Depok Menulis
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar