Wednesday, September 14, 2016

Pemimpin Baru Untuk Cilacap Yang Bercahaya



Karena tempat saya tinggal, nanti 15 Februari 2017 juga ikut merayakan pilkada serentak. Di Cilacap perayaan pilkadanya sendiri tidak sebising di ibukota. Baliho dan spanduk bakal calon memang sudah terlihat di beberapa tikungan jalan. Tidak ada satu pun foto yang saya kenali. Tapi saya sangat akrab dengan kata-kata yang menghiasi sekitar foto bakal calon itu. Kata-kata yang selalu menyapa jelang pemilu, yang dari dulu sampai sekarang itu-itu saja.
Bosan? Iya. Mungkin itu yang membuat pilkada di tempat kami sepi, bahkan banyak yang tidak peduli. Walau sepi, bukan anak yang baik kalau saya tidak punya harapan untuk daerah sendiri. Berikut beberapa yang harus dimiliki atau dilakukan pemimpin Cilacap selanjutnya:
Pemimpin yang tegas
Gaya kepemimpinan seseorang memang berbeda-beda. Tanggapan orang-orang yang di pimpin pun sering kali berbeda. Tegas yang cocok untuk Cilacap adalah yang mampu membuat keputusan dengan bijak, tanggung jawab dengan putusannya, dan berpihak pada rakyatnya bukan pada oknum belaka.
Di Cilacap banyak sekali proyek-proyek besar, banyak sekali godaannya. Kalau pemimpinnya tidak tegas, hatinya mudah goyah, terikat dengan banyak kepentingan, ya selesai sudah. Sekarang saja sebagian besar pekerja proyeknya bukan orang Cilacap. Warga Cilacap lebih memilih menjadi TKI atau merantau. Yang memilih tinggal akan kesusahan. Mau bertani juga mulai susah, sawahnya mulai tercemar limbah.
Terobosan dalam transportasi
Akses menuju Cilacap sangat mudah bahkan komplit. Dari darat, laut, udara semuanya ada. Tapi itu belum maksimal. Sebagai penghasil aspal, banyak sekali jalan yang rusak parah. Bahkan di beberapa daerah jalannya ditumbuhi tanaman, aspalnya sudah hilang, dan banyak sekali lubang. Apa yang sesungguhnya terjadi? Ini sudah menjadi keluhan warga yang menahun, sampai bosan kami mengeluh.
Sebagai pemilik pelabuhan terbesar di pesisir selatan Pulau Jawa, sudah saatnya tidak hanya mempermudah sektor industri. Tapi juga meningkatkan pariwisata dan akses jalur laut dari berbagai daerah, terutama Kampung Laut ke Cilacap. Kabaya akan dibuatkan jembatan apung, untuk apa? Toh jalan dari Cilacap ke Njojog juga rusak parah dan jaluya harus memutar. Kalau kapal menuju Kampung Laut ditingkatkan, bisa menjadi ciri khas dan daya tarik tersendiri.
Bagaimana nasib yang di udara? Fasilitas bandara dan pesawat saja, kualitasnya setara dengan yang di pedalaman sana. Padahal ini di Pulau Jawa, ya. Ah, saya pun jadi enggan berkomentar banyak tentang hal ini.
Inovasi dalam birokrasi
Pemimpin yang baru nantinya harus membuat terobosan baru dalam pelayanan publik. Cilacap itu sangat luas, bahkan menjadi kabupaten terluas se-Jawa Tengah. Masyarakat yang tinggal di Dayeuhluhur, Kampung Laut, Binangun, ataupun sekitaya, harus menempuh sekitar dua jam untuk ke pusat kota Cilacap. Hanya untuk mengurus selembar atau dua lembar surat. Belum lagi harus menempuh jalan yang rusaknya sudah saya jelaskan di atas.
Dengan wilayah yang luas, harusnya pemimpin Cilacap punya sistem untuk mengontrol masyarakatnya. Tidak perlu selalu dipantau ke lapangan terus. Yang penting bisa mendengar aspirasi masyarakatnya dan menangani masalah dengan cepat.
Pengendali sistem yang baik

Segala hal yang di Cilacap itu begitu majemuk. Masyarakatnya dari berbagai kalangan, golongan, suku, ras, agama, dan kepentingan. Budayanya sangat beragam. Kekayaan alamnya yang berlimpah membuat pendapatan daerah tidak peah kurang. Proyek di sana-sini, seharusnya tidak membuat warganya pergi.
Selain karena penghuninya, seharusnya Cilacap dengan potensi yang ada bisa menjadi Singapuranya Indonesia. Seperti yang di harapkan Pak Jokowi. Mewujudkannya tentu bukan perkara mudah. Perlu kerja keras ekstra dan integritas dari berbagai elemen masyarakat. Harus pemimpin dengan pengendali sistem yang baik agar mimpi itu bisa terwujud.
Tidak lemah di hadapan pengusaha dan para pencari kepentingan pribadi semata. Tidak jauh dari rakyatnya yang jelata. Merangkul segala elemen dengan kebijakan yang terbaik untuk semua. Punya visi misi besar untuk kepentingan bersama. Memberdayakan masyarakat dan sumber daya alam yang ada, agar tepat guna.
Doa terakhir, semoga pemimpin berikutnya mampu menjaga amanah rakyatnya. Mampu menyelesaikan masalah yang ada dan membuat Cilacap makin maju lagi dengan yang dipunya. Sebaik-baiknya pemimpin adalah yang berproses bersama warganya, membangun daerahnya. Apapun itu, semoga membawa kebaikan bukan kemunduran.
Semoga pemilunya juga berjalan lancar, disambut suka cita. Hasilnya tidak melukai yang lain dan tidak menjadi dendam berkelanjutan. Hujat sana-sini, bising sekali. Kalau daerahnya makmur, damai, tentram dan sejahtera kan juga buat kita bersama.


Tulisan ini juga ada di siperubahan.com

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts