Karena tempat saya tinggal, nanti 15 Februari 2017 juga ikut merayakan pilkada serentak. Di Cilacap perayaan pilkadanya sendiri tidak sebising di ibukota. Baliho dan spanduk bakal calon memang sudah terlihat di beberapa tikungan jalan. Tidak ada satu pun foto yang saya kenali. Tapi saya sangat akrab dengan kata-kata yang menghiasi sekitar foto bakal calon itu. Kata-kata yang selalu menyapa jelang pemilu, yang dari dulu sampai sekarang itu-itu saja.
Bosan? Iya. Mungkin itu yang membuat pilkada di tempat
kami sepi, bahkan banyak yang tidak peduli. Walau sepi, bukan anak yang baik
kalau saya tidak punya harapan untuk daerah sendiri. Berikut beberapa yang
harus dimiliki atau dilakukan pemimpin Cilacap selanjutnya:
Gaya kepemimpinan seseorang memang berbeda-beda.
Tanggapan orang-orang yang di pimpin pun sering kali berbeda. Tegas yang cocok
untuk Cilacap adalah yang mampu membuat keputusan dengan bijak, tanggung jawab
dengan putusannya, dan berpihak pada rakyatnya bukan pada oknum belaka.
Di Cilacap banyak sekali proyek-proyek besar, banyak
sekali godaannya. Kalau pemimpinnya tidak tegas, hatinya mudah goyah, terikat
dengan banyak kepentingan, ya selesai sudah. Sekarang saja sebagian besar pekerja
proyeknya bukan orang Cilacap. Warga Cilacap lebih memilih menjadi TKI atau
merantau. Yang memilih tinggal akan kesusahan. Mau bertani juga mulai susah,
sawahnya mulai tercemar limbah.
Terobosan dalam transportasi
Akses menuju Cilacap sangat mudah bahkan komplit. Dari
darat, laut, udara semuanya ada. Tapi itu belum maksimal. Sebagai penghasil
aspal, banyak sekali jalan yang rusak parah. Bahkan di beberapa daerah jalannya
ditumbuhi tanaman, aspalnya sudah hilang, dan banyak sekali lubang. Apa yang
sesungguhnya terjadi? Ini sudah menjadi keluhan warga yang menahun, sampai
bosan kami mengeluh.
Sebagai pemilik pelabuhan terbesar di pesisir selatan
Pulau Jawa, sudah saatnya tidak hanya mempermudah sektor industri. Tapi juga
meningkatkan pariwisata dan akses jalur laut dari berbagai daerah, terutama
Kampung Laut ke Cilacap. Kabaya akan dibuatkan jembatan apung, untuk apa? Toh
jalan dari Cilacap ke Njojog juga rusak parah dan jaluya harus memutar. Kalau
kapal menuju Kampung Laut ditingkatkan, bisa menjadi ciri khas dan daya tarik
tersendiri.
Bagaimana nasib yang di udara? Fasilitas bandara dan
pesawat saja, kualitasnya setara dengan yang di pedalaman sana. Padahal ini di
Pulau Jawa, ya. Ah, saya pun jadi enggan berkomentar banyak tentang hal ini.
Inovasi dalam birokrasi
Pemimpin yang baru nantinya harus membuat terobosan
baru dalam pelayanan publik. Cilacap itu sangat luas, bahkan menjadi kabupaten
terluas se-Jawa Tengah. Masyarakat yang tinggal di Dayeuhluhur, Kampung Laut,
Binangun, ataupun sekitaya, harus menempuh sekitar dua jam untuk ke pusat kota
Cilacap. Hanya untuk mengurus selembar atau dua lembar surat. Belum lagi harus
menempuh jalan yang rusaknya sudah saya jelaskan di atas.
Dengan wilayah yang luas, harusnya pemimpin Cilacap
punya sistem untuk mengontrol masyarakatnya. Tidak perlu selalu dipantau ke
lapangan terus. Yang penting bisa mendengar aspirasi masyarakatnya dan
menangani masalah dengan cepat.
Pengendali sistem yang baik
Segala hal yang di Cilacap itu begitu majemuk.
Masyarakatnya dari berbagai kalangan, golongan, suku, ras, agama, dan
kepentingan. Budayanya sangat beragam. Kekayaan alamnya yang berlimpah membuat
pendapatan daerah tidak peah kurang. Proyek di sana-sini, seharusnya tidak
membuat warganya pergi.
Selain karena penghuninya, seharusnya Cilacap dengan
potensi yang ada bisa menjadi Singapuranya Indonesia. Seperti yang di harapkan
Pak Jokowi. Mewujudkannya tentu bukan perkara mudah. Perlu kerja keras ekstra
dan integritas dari berbagai elemen masyarakat. Harus pemimpin dengan pengendali
sistem yang baik agar mimpi itu bisa terwujud.
Tidak lemah di hadapan pengusaha dan para pencari
kepentingan pribadi semata. Tidak jauh dari rakyatnya yang jelata. Merangkul
segala elemen dengan kebijakan yang terbaik untuk semua. Punya visi misi besar
untuk kepentingan bersama. Memberdayakan masyarakat dan sumber daya alam yang
ada, agar tepat guna.
Doa terakhir, semoga pemimpin berikutnya mampu menjaga
amanah rakyatnya. Mampu menyelesaikan masalah yang ada dan membuat Cilacap
makin maju lagi dengan yang dipunya. Sebaik-baiknya pemimpin adalah yang
berproses bersama warganya, membangun daerahnya. Apapun itu, semoga membawa
kebaikan bukan kemunduran.
Semoga pemilunya juga berjalan lancar, disambut suka
cita. Hasilnya tidak melukai yang lain dan tidak menjadi dendam berkelanjutan.
Hujat sana-sini, bising sekali. Kalau daerahnya makmur, damai, tentram dan
sejahtera kan juga buat kita bersama.
Tulisan ini juga ada di siperubahan.com
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar