Monday, June 1, 2015

Hari Pertama Sebuah Akhir

Ini terlihat permulaan. Tapi nyatanya justru akhir dari segalanya. Semua baru dimulai. Tapi hatiku sudah bosan. Harusnya aku akhiri saja permulaan ini. Tapi kalau diakhiri sekarang mulainya mau kapan?


"Del, aku mau ngomong sama kamu," bibir judesnya menatapku tajam. "Ehem," dari cara dia berdeham sepertinya tenggorokannya terlalu kering. Sesuatu yang berat akan dia katakan. Sesuatu yang besar akan merubah hidupku seketika. "Kamu kan disini kontrak ya, karena udah setahun berdasarkan evaluasi dari pusat kontrak kamu ngga diperpanjang lagi."

Dan hari ini adalah hari pertama hidupku berakhir. Aku pulang kantor dengan pikiran campur aduk. Motor yang aku kendarai sempat turun dari aspal. Untung aku segera sadarkan diri. Kalian tidak usah khawatir denganku. Aku cukup mahir memerankan peranku.

Tadi waktu dia selesai mengatakan itu, aku nampak biasa saja. Tapi memang aku biasa saja. Aku sudah tahu hal ini akan terjadi. Dia memang tidak suka padaku. Bahkan aku sudah mendengarnya dua bulan yang lalu kalau ini akan terjadi.

Teman kantorku yang suka ke kantor cabang lain sudah memperingatkanku. Di kantor cabang yang lainnya gosip ini sudah tersaji dengan panas. Kau tidak perlu menawarkan ke orang-orang, mereka akan berkumpul dengan sendirinya mencium bau gosip itu. Tinggal kau tambah penyedap, emmm, nikmat jadinya. Dan aku membiarkannya semakin mengepul.

"Udahlah biarin aja."
"Kamu membiarkan semua ini berakhir?"
"Iya."

Pada akhirnya aku memang harus menyerah mengakhiri semua ini. Aku tidak pasrah. Hanya saja aku sudah jengah. Ini bukan keputusan mereka. Ini keputusanku. Aku yang ingin semua ini berakhir.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts