Monday, April 13, 2015

Curug Nangga - Sosial Media Efek

Tadi siang saya dan teman-teman baru saja mengunjungi Curug Nangga. Tempat wisata baru yang terletak di desa Petahunan kecamatan Pekuncen kabupaten Banyumas. Curug ini baru saja populer kurang lebih sekitar sebulan yang lalu. Dan itu terjadi berkat sosial media mulai dari instagram, blog, facebook, twitter, path bahkan friendster (eh, emang masih ada yah?hehe).

Jujur saya juga salah satu orang yang terpengaruh oleh sosial media efek itu. Beberapa teman mengshare foto-foto curug Nangga. Curug Nangga ini adalah air terjun 7 tingkat. Jadi kalau biasanya kamu melihat air terjun hanya satu atau dua atau tiga dan itupun airnya berjajar. Di curug Nangga ini kamu bisa melihat air terjunnya seperti tangga dan membentuk air terjun sebanyak tujuh buah.

Akses untuk menuju curug Nangga cukup mudah. Kalau kamu datang dari arah Purwokerto, kamu ikuti jalan menuju bumiayu. Kalau sudah di pertigaan Ajibarang lurus saja melewati pom bensin dan jembatan. Kemudian tidak jauh dari situ ada rest area bus, lurus saja sedikit ada pangkalan ojek masuk saja ke jalan kecil di sebelahnya.

Setelah masuk jalan kecil itu kalian harus berhati-hati, karena kalian akan dihadapkan pada jalan cukup menanjak tinggi dan menikung sangat curam. Ikuti saja penunjuk jalan yang dibuat sederhana oleh warga setempat. Dari penunjuk jalan itu sudah mulai terlihat kalau warga setempat mulai sadar akan potensi wisata curug Nangga ke depannya.

Perjalanan menggunakan kendaraan bermotor harus terhenti di sebelah sekolah MI. Dan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar setengah jam. Kalau tidak mau jalan kaki, warga setempat juga menyediakan jasa ojek tapi itu juga hanya setengah perjalanan. Karena setelah itu kita akan melewati jalan di pematang sawah dan jalan setapak berundak-undak. Waktu tadi saya kesitu, warga sedang bergotong royong membuat jalan setapak dengan batu-batu agar lebih mudah dilalui.
Ini pintu masuk ke curug Nangga, kalau yang naik ojek jalan kaki mulai dari sini.


Warga sedang bergotong royong membuat jalan setapak. Yang putih kecil di ujung itu curug Nangganya.

Walaupun jalan cukup jauh dan melelahkan, jangan khawatir warga disitu sudah membangun warung kecil untuk sekedar istirahat atau menikmati mendoan makanan khas daerah setempat. Saya pribadi senang dengan jalan kaki karena kita disuguhi pemandangan sawah sengkedan. Sistem persawahan yang biasanya kita lihat di Bali ada juga di jalan menuju curug Nangga. Warga setempat pun ramah-ramah, saya sempat ngobrol dan bercanda dengan mereka.

Kita harus melewati area persawahan seperti itu menuju TKP. Yang tenda biru-biru itu warung kopi.
Setelah melewati jalan yang cukup menguras tenaga, saya dan teman-teman sampai di curug Nangga. Rasanya lega banget. Perjalanan yang cukup lelah itu terbayar dengan curug Nangga yang indah. Karena curug ini berupa tingkatan, di samping curug dibuat jalan setapak agar kita bisa dengan mudah mencapai curug tingkat yang paling atas. Pemandangan dari atas pun tidak kalah bagusnya. Pokoknya dijamin tidak menyesal kalau kalian kesana.
Narsis dulu ya, peace. ^.^

Ini air terjun yang tingkat ke enam.

Pemandangan dari atas ke bawah.

Jalan setapak di pinggir curug yang memudahkan akses ke curug yang paling atas.

Tips dan himbauan untuk yang mau kesana: Hati-hati dengan jalan yang curam. Pakai alas kaki yang nyaman, karena jalan kakinya cukup jauh. Hati-hati dengan binatang yang bisa tiba-tiba merayap. Saya sempat melihat beberapa ular dan kaki seribu. Tapi masih dalam batas aman kok, tenang saja. Bawa bekal atau kalau tidak mau bawa beli di warung warga situ juga bisa. Sambil ngobrol dan istirahat selain itu juga bisa membangkitkan perekonomian warga setempat. Jangan lupa, sampahnya dibuang di tempat sampah. Di lokasi belum terlihat ada tempat sampah jadi tolong sampahnya dibawa pulang. Kalau tempatnya terjaga kebersihannya kan kita juga yang senang. Oia, biaya untuk masuk pun masih murah. Hanya 2.000 untuk parkir per motor dan 3.000 untuk tiket masuk per orang.

Hasil obrolan saya dengan warga setempat katanya dulu curug Nangga sepi. Entah siapa yang pertama mengunggahnya ke sosial media sehingga banyak yang tahu dan beramai-ramai mengunjunginya. Siapapun itu mereka sudah membangkitkan perekonomian warga setempat. Terlihat banyak warung dan toilet umum yang baru dibangun. Jadi, gimana kamu masih malu mengshare perjalananmu karena takut dibilang narsis atau alay? Kalau itu bisa membuat hidup orang lain lebih berarti dan bermanfaat kenapa tidak. Yuk, jalan-jalan dan share perjalananmu


No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca, silahkan berkomentar

Translate

Popular Posts